Menjadi Agent of Change di Kampung

Jumat, 25 Maret 2011
              Untuk menjadi seorang agent of change atau agen perubahan, ada banyak tantangan yang akan Anda hadapi. Apalagi untuk membuat bibit-bibit unggul para agent of change di masa depan, pastinya lebih banyak lagi tantangannya.Kadang kita merasa hidup ini tidak adil tetapi inilah makna hidup yang sesungguhnya. Dengan ketidakadilan tersebut kita menjadi lebih kuat dan lebih giat dalam berusaha dan tidak ada kata untuk bermalas-malasan. Contohnya saja dengan impian saya. Setelah lulus SMA, saya memiliki visi dan misi untuk bisa melakuakn perubahan di kampung saya dengan memajukan kegiatan keagamaan di RW 04. Hal ini saya impikan karena kegiatan keagamaan merupakan fondasi utama kekuatan umat muslim di kampung saya. Kegiatan keagamaan di kampung saya memang berjalan namun para warga yang hadir di pengajian sangatlah sedikit: hanya 5 % saja dari total warga RW 04 yakni sekitar 10-15 orang yang hadir dari 170 kepala keluarga. Sungguh mencengangkan! Apalagi ditambah dengan para remajanya yang sangat susah untuk hadir dalam kegiatan pengajian semacam berikut. Yang ada di dalam benakku pada saat itu, aku harus menggunakan strategi supaya semua warga bisa ikut pengajian dengan cara menggalakkan dulu  para remajanya supaya aktif di pengajian tersebut. Kenapa sasaranku bukan para pemuda, alasannya karena di kampung saya para pemuda banyak yang sudah menikah dan pergi ke luar kota untuk bekerja. Jadi saya sangat menaruh harapan kepada para remaja SMP dan SMA untuk bisa menajdi generasi amsa depan yang berahlak mulia.
 Biasanya jika para remaja sudah aktif datang ke pengajian, bapak-bapaknya juga akan menyusul. Malu dong, anaknya ke pengajian, kok bapaknya nggak sih...? Nah, tinggal aku memikirkan bagaimana caranya para remaja yang notabene anti pengajian itu supaya mau datang ke Majlis Ta’lim tanpa paksaan dan atas kesadaran mereka masing-masing. Dibalik kerasnya usahaku, aku selalu berdo'a semoga kami semua tidak hanya mendapat hidayah tetapi juga diikuti dengan taufik dari Allah SWT. Amin.
Membentuk Kelompok Belajar
                Untuk bisa mengajak para remaja mau ikut kegiatan pengajian bersama bapak-bapak, aku membentuk kelompok belajar les matematika dan bahasa inggris di rumahku. Kegiatan ini dibuat supaya aku bisa mengumpulkan dulu para remajanya. Biasanya untuk kegiatan ini para remaja sangat tertarik apalagi jika diumumkan ada pembagian T-Shirt  GRATIS dan hadiah atau door prize. Pasti mereka dijamin datang. Tapi ya itu yang menjadi kendala, apa coba? Betul : DANA.  Jika dananya tidak siap maka pembagian kaos dan hadiah berupa door prize tidak akan terwujud kan? Jadi catatlah bahwa dalam membuat suatu gerakan perubahan kita memerlukan yang namanya DANA. Tapi jangan khawatir, jika dananya dari kantong pribadi tidak cukup, maka kita bisa usahakan dengan berkonsultasi dengan bapak RT atau RW untuk memberikan solusi. Apakah nanti beliau langsung memberi bantuan dana dari kas RT/RW atau memberikan izin kepada kita untuk meminta sumbangan kepada warga di RT/RW tersebut. Apapun nanti cara yang diambil, kita harus ingat kata pepatah, There is a will, there is a way artinya “Lamun keyeng tangtu pareng” atau bahasa indonesianya, Kalau ada Kemauan Pasti Ada Jalan.
Nah, biasanya jika meminta sumbangan akan diinformasikan dahulu oleh pak RT/RW dan dibuatkan surat pemberitahuan sumbangan. Ini sangat penting karena dengan tanda tangan RT/RW akan lebih memudahkan kita untuk meminta sumbangan kepada warga dan menghindari kecurigaan sosial atau opini yang tidak baik terhadap penggunaan uang sumbangan tersebut nantinya.
Membuat Pamflet atau Brosur
Setelah uang terkumpul baru kita membuat pamflet atau brosur tentang kegiatan kelompuk belajar matematika dan bahasa inggris untuk SD, SMP dan SMA. Jangan lupa cantumkan no HP/ contact person pendaftaran dan buat pamflet semenarik mungkin dengan gaya pamflet yang gaul juga dituliskan GRATIS T-Shirt Gaul dan Door Prize . Cieh..jadi keren kan acaranya. Jangan lupa buat juga surat undangan keikutsertaan peserta kegiatan dengan menyebarkannya ke setiap rumah warga yang memiliki anak remaja. InsyaAlloh mereka akan tertarik untuk ikut serta kegiatan tersebut.
Membuat Mading Remaja Mesjid
                Setelah acara berjalan beberapa bulan lalu adakan kegiatan mading remaja mesjid. Mading ini berisi tentang tausiyah-tausiyah agama, info kesehatan, dunia remaja dan tips-tips juga kuis-kuis menarik. Supaya lebih menarik kita berikan kolom dokumentasi kegiatan-kegiatan para remaja sehingga mereka merasa terlibat dalam mading tersebut. Jangan lupa tambahkan kolom untuk kuis juga. Kuis ini tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang disampaikan oleh pak ustad saat menyampaikan tausiyah di waktu pengajian rutinan. Jika bagi siapa saja yang bisa menjawab dengan benar maka akan diberikan hadiah keren seperti KAOS GAUL, JAM TANGAN, sampai untuk selanjutnya bisa mengarah kepada hadiah-hadiah islami seperti baju koko, peci, sarung, al-qur’an dll. Catatan kedua: dana harus siap lagi. Nah, supaya para remaja bisa mengikuti kegiatan pengajian rutinan, kita bisa mengajak mereka saat kegiatan kelompok belajar les matematika dan bahasa inggris.  Jangan lupa membuatkan mereka buku ringkasan untuk menuliskan materi-materi tausiyah mingguan. Buku ringkasan tersebut harus semenarik mungkin. Jangan lupa dibuatkan pamflet atau brosur juga  tentang pengajian mingguan yang juga akan diberi HADIAH bagi siapa saja yang datang dan dapat menjawab pertanyaan di MADING MESJID. Jangan lupa dibuatkan daftar hadir supaya kita bisa mensyaratkan bahwa yang bisa menjawab pertanyaan di MADING dan mendapatkan HADIAH hanyalah bagi siapa saja yang datang pada edisi pengajian di tanggal tersebut. Jadi jika minggu pertama ada remaja hadir lalu minggu kedua tidak hadir dan ingin menjawab pertanyaan di edisi ke dua maka jawaban dia dianggap diskualifikasi alias tidak sah. Nanti aja datang ke pengajian minggu ke tiga baru bisa menjawab pertanyaan mading di edisi ke 3. Seperti itu.
                Tidak kalah penting juga untuk membuat acara pengajian menjadi lebih menarik seperti susunan acara jangan terlalu monoton tetapi ajak remaja untuk terlibat. Misalnya MC adalah perwakilan remaja yang sudah di jadwal. Lalu susunan acaranya dirubah seperti berikut ini:
1.       Pembukaan
2.       Pembacaan Asmaul Husna
3.       Pembacaan hadiah Isol
4.       Pembacaan solawat/penampilan nasyid
5.       Tausiyah
6.       Tanya jawab
7.       Do’a/Tutup
Nah,mudah-mudahan dengan variasi kegiatan semacam hal itu kita bisa menarik para remaja untuk mau bergabung dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Para remaja adalah generasi masa depan yang harus di didik sejak dini. Kegiatan tersebut akan sukses jika didukung oleh DANA, pihak pemerintah seperti PAK RW/RT dan juga para orang tua remaja.
Bagi Anda yang memiliki inovasi lain dalam melakukan sebuah perubahan, jangan sungkan-sungkan untuk share di blog ini. Terimakasih karena Anda sudah bersedia membaca artikel saya ini. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi Anda yang ingin menajdi Agent of Change di masa depan. J

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar dan terimakasih..
Yuk Silaturahmi dengan tukeran link atau follow di Blogger Community
TUNGGU KEDATANGAN KAMI DI BLOG MU
Salam

Saepul Gen's